Kenapa lebih sedikit wanita yang solo traveling dibanding pria?
Menurut gw alasan nomor satunya adalah keamanan dan kemampuan kita sebagai wanita untuk melindungi diri sendiri lebih rendah dibanding pria. Jujur aja kekhawatiran nomor satu gw kalau jalan- jalan sendiri itu lebih ke takut diapa2in sama orang lain si (baca : cowo). Waktu itu sempet gw batal ke India karena tiba- tiba ko jadi banyak kasus pemerkosaan turis gitu di sana. Otomatis keluarga juga ga ijinin kecuali ada temen cowo yang ikut tripnya. Makanya research & insting itu perlu banget, misalnya kalo mau nebeng di rumah temen cowo yang baru kenal (via couchsurfing), dicek dulu referencesnya & data- data lainnya yang mendukung kredibilitas dia sebagai host, kalo bisa yang uda verified account. Kalau belum, ya meet up nya di tempat- tempat ramai. Banyak- banyak ngobrol via email sebelum memutuskan untuk menginap, supaya sedikit banyak kita bisa tau karakter orangnya seperti apa.
Makanya instingnya harus diasah terus. Bukan berarti pikiran kita jadi negatif & suudzon terus ya, tapi lebih berpikir pake logika aja. Bukan cuma demi keamanan kita sendiri, tapi kasian juga kan kalo orangtua khawatir terus selama kita pergi sendiri, nanti susah dapet ijin pergi- pergi sendiri lagi loh. Untuk wanita- wanita yang pada jago bela diri, lucky you! Untuk yang belom pada bisa bela diri, yu mulai belajar!
Kenapa wanita memilih untuk solo traveling?
Jawabannya mungkin sama dengan jawaban dari pertanyaan ' Kenapa pria memilih untuk solo traveling?' Di samping alasan karena belum nemu travel partner yang cocok baik kepribadian maupun waktu tripnya, yang pasti bagi gw jawaban utamanya adalah karena wanita juga manusia yang selalu berusaha untuk mengembangkan dirinya. Terkadang solo traveling jadi seperti pemicu adrenalin, latihan yang kita buat untuk menguji diri sendiri. Dengan solo traveling, kita terlatih untuk menjadi lebih berani, mandiri, percaya diri, menghargai banyak hal, dan bahkan membuat kita menjadi lebih mengenal diri kita sendiri.
Bagi gw sendiri, pertama kali solo traveling bukan pilihan/ kemauan gw pribadi. Beberapa tahun yang lalu di Swedia, Gw dan kakak gw memutuskan untuk pisah negara tujuan wisata karena masing- masing keukeuh (ngotot) dengan destinasi wisata yang berbeda, padahal waktu kami terbatas. Kakak pengen banget ke Polandia sedangkan gw pengen banget ke Denmark karena nama gw artinya 'Denmark' dalam bahasa Polandia. Hehe. Akhirnya kakak gw beli tiket duluan & pergi sendiri ke Polandia. Gw jadi stuck, bingung mau ngapain & emang penasaran juga sama Denmark, jadilah gw akhirnya nekat beli tiket juga ke Denmark.
Hari- hari pertama gw di Denmark, oh astaga tidak terkatakan sedihnya. Gw kaya dipaksa untuk keluar dari zona nyaman gw. Dari pertama sampai di central station, bingung mau ngapain, ke kantor informasi turis juga pada judes- judes gitu staffnya, ga bisa dibandingin emang sama keramahan orang- orang di Asia Tenggara. Gw nginep di hotel yang ada di red district area (daerah prostitusi) karena paling murah untuk tinggal sendiri & lokasinya tengah kota. Seharian jalan jalan sendiri, makan makan sendiri, ketawa ketawa sendiri.. Ih ko jadi sedih banget! Kadang saking melankolisnya gw sampe nangis sendiri di kamar sambil makan chicken wingsnya Burger King & take away pad thai di stasiun subway karena ya makanan itu yang paling muraah!